Workshop Konsep dan Implementasi Deep Learning bagi Calon Guru Pendidikan Agama Katolik dan PGSD

MERAUKE – Sekolah Tinggi Katolik Santo Yakobus Merauke menyelenggarakan Workshop Konsep dan Implementasi Deep Learning bagi Calon Guru Pendidikan Agama Katolik dan PGSD pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Kegiatan yang berlangsung selama lima jam ini diikuti oleh kurang lebih 150 mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Menjawab Kebutuhan Pendidikan Masa Kini

Workshop ini dilatarbelakangi oleh urgensi pemahaman konsep Deep Learning yang telah diberlakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di semua jenjang pendidikan. Sebagai calon pendidik yang akan melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di semester V dan VII, mahasiswa dituntut untuk memahami dan mampu mengimplementasikan pendekatan pembelajaran ini di sekolah-sekolah.

“Mahasiswa kami perlu dibekali pemahaman yang komprehensif tentang Deep Learning sebelum terjun langsung ke lapangan. Ini akan sangat membantu mereka dalam menjalankan tugas sebagai pendidik profesional,” ungkap penyelenggara kegiatan.

Pemaparan Mendalam dari Pakar

Kegiatan yang berlangsung pukul 08:00-13:00 WIT ini menghadirkan Albertus Fiharsono, Ph.D. sebagai narasumber. Beliau memaparkan materi selama tiga jam pertama (08:00-11:00 WIT) melalui metode presentasi dan dialog interaktif. Pemaparan yang sistematis dan komunikatif membuat peserta dapat memahami konsep Deep Learning secara menyeluruh, khususnya dalam konteks mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Diskusi Interaktif dan Antusiasme Mahasiswa

Dua jam berikutnya (11:00-13:00 WIT) diisi dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang berlangsung sangat dinamis. Antusiasme mahasiswa terlihat jelas dari banyaknya pertanyaan kritis yang diajukan. Beberapa pertanyaan penting yang muncul antara lain:

Mengapa pemerintah yang menentukan kurikulum? Dr. Fiharsono menjelaskan bahwa pemerintah perlu memberikan standar pelaksanaan pendidikan di seluruh wilayah NKRI untuk memastikan pemerataan kualitas pendidikan.

Mengapa kurikulum sering berganti namun tidak ada perbaikan kualitas pendidikan? Narasumber menjawab bahwa akar masalahnya adalah belum adanya growth mindset di antara para guru. “Guru memegang kunci kualitas pendidikan, tetapi banyak guru yang belum mengembangkan kompetensinya secara optimal,” tegasnya.

Apa perbedaan Deep Learning dengan kurikulum lainnya? Deep Learning tidak mengubah struktur Kurikulum Merdeka yang ada, melainkan memberikan penekanan pada pendekatan dan strategi pembelajaran yang mindfulmeaningful, dan joyful.

Apakah ada perbedaan perangkat pembelajaran Deep Learning dengan lainnya? Menurut Dr. Fiharsono, perbedaannya bukan terletak pada elemen atau struktur perangkat pembelajaran, tetapi lebih kepada pendekatan dan strategi pembelajarannya yang lebih mendalam dan bermakna.

Harapan dan Tindak Lanjut

Workshop ini diharapkan dapat memberikan bekal yang memadai bagi mahasiswa dalam memahami dan mengimplementasikan Deep Learning saat melaksanakan PPL maupun ketika menjadi guru profesional nantinya. Dengan pemahaman yang baik tentang pendekatan pembelajaran mindfulmeaningful, dan joyful, para calon guru diharapkan dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih berkualitas bagi siswa-siswa mereka di masa depan.

Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Sekolah Tinggi Katolik Santo Yakobus Merauke dalam mempersiapkan lulusan yang kompeten dan siap menghadapi dinamika perubahan dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan yang kontekstual di wilayah Papua Selatan.